Pertemuan Arwah Orang Hidup dengan Arwah Orang Mati



          ﻋن ابن عبّا س رضي اﷲ  عنهما قا ل : بلغنى ﺃن ﺃرواح ا لا حيا ء و ا لاموات تلتقى في  المنا م فيتسا ء لون بينهم فيمسك ا ﷲ أرواح الموتى ويرسل أرواح ا لا حياء إلى أجسا دها .

            “Dari sahabat Ibnu Abbas, ia berkata: “Ada riwayat yang sampai kepadaku menyatakan bahwa ruh-ruh orang yang masih hidup dengan ruh-ruh orang yang sudah meninggal saling bertemu di dalam tidur orang yang masih hidup. Ruh-ruh itu saling bertanya satu dengan yang lain. Lalu, Allah memegang (menahan) ruh-ruh orang yang sudah meninggal itu, dan melepaskan ruh-ruh orang yang masih hidup untuk kembali ke jasadnya.”  (HR. Imam Abed bin Humaid, Ibnu Jarir, Ibnu Mundzir, ath-Thabrani, Abu Syaikh, dan adh-Dhiya’ dari sahabat Ibnu Abbas/Ad-Durr al-Mantsur, VII, hlm. 230).

            Manusia terdiri dari ruh dan jasad. Bersatunya ruh dan jasad menjadikan manusia hidup. Bila ruh sudah tidak lagi menempati jasadnya maka orang itu telah mati.
            Allah memperkenankan bertemunya ruh-ruh orang yang sudah mati dengan ruh-ruh orang yang masih hidup, sehingga dapat saling berkomunikasi (berhubungan). Pertemuan tersebut terjadi pada saat orang yang masih hidup itu sedang tidur.

            Pada saat seseorang tidur, ruhnya keluar dari jasad. Yang tinggal pada jasad adalah detak jantung dan nafas saja, sedangkan kesadarannya lenyap dibawa oleh ruhnya. Dalam pengembaraannya, ruh tersebut bisa bertemu dengan ruh-ruh orang yang sudah meninggal.
            Jika orang yang tidur itu sudah sampai ajalnya, ruh yang keluar itu ditahan oleh Allah sehingga tidak bias kembali ke jasadnya. Oleh karena itu, banyak terjadi orang sedang tidur langsung meninggal tanpa bangun lebih dulu. Allah berfirman dalam QS. az-Zumar ayat 42 yang artinya :

“Allah memegang jiwa orang ketika matinya dan juga memegang jiwa orang yang belum mati pada waktu tidurnya. Ditahan-Nya jiwa orang yang telah Dia tetapkan kematiannya, dan Dia lepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang telah ditentukan. Sesungguhnya, pada demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.”

            Imam Ibnu Qayyim menyebutkan contoh-contoh yang cukup banyak dalam kitabnya yang berjudul ar-Ruh. Contohnya, ketika Khalifah Umar bin Abdul Aziz wafat, putranya yang bernama Abdullah melihatnya dalam tidur seakan-akan bapaknya itu berada di dalam sebuah kebun dan memberikan buah apel kepadanya. Dalam mimpi itu, Abdullah berkata kepada bapaknya : “Amal apa yang ayah dapati sebagai amal yang paling utama?” Sang ayah menjawab : “Istighfar, hai anakku!”
            Di berbagai riwayat disebutkan bahwa ruh orang hidup ketika berjumpa dengan ruh orang yang sudah mati, banyak menanyakan tentang apa yang dijumpai di alam barzakh, amal yang paling utama dan paling menggembirakan. Ternyata jawaban mereka berbeda-beda; ada yang menjawab tawakkal, yang lain menjawab istighfar, yang lain menjawab husnuzhan (berbaik sangka), yang lain menjawab majelis dzikir, ada pula yang menjawab shalat malam, dan ada yang menjawab zakat, dan masih banyak lagi.
            Dalam buku Tujuh masalah Alam Barzakh disebutkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya :

“Sesungguhnya amal-amal perbuatan yang kamu lakukan akan diperlihatkan kepada sanak kerabat dan keluargamu yang sudah meninggal. Jika amalmu baik, mereka ikut gembira. Dan jika amalmu tidak baik, mereka akan berdoa: Ya Allah, janganlah Engkau matikan mereka, sehingga lebih dahulu Engkau beri mereka hidayah sebagaimana Engkau memberi kami hidayah.” (HR. Imam Ahmad dari sahabat Anas bin Malik/Musnad Imam Ahmad, hadits no.12.222)
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati